TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN Sejumlah Pemain Persib Bandung meluapkan kegembiraan usai pertandingan Final Piala Presiden di Stadion Utam...

Trofi Piala Presiden hanya satu, terbuat dari Kayu Mahakarya Seni Indonesia

By | 10.09 Leave a Comment
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah Pemain Persib Bandung meluapkan kegembiraan usai pertandingan Final Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10/2015). Persib Bandung berhasil menjadi juara Piala Presiden setelah mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0.
 “Memahat adalah pekerjaan seni, tidak bisa sekedar memahat biasa”
– Ida Bagus Ketut Lasem –
Saat memahat Trofi Piala Presiden 2015.


Ajang sepak bola Piala presiden telah berlangsung dengan meriah dan lancar. Persib Bandung tampil menjadi juara Piala Presiden 2015 setelah mengalahkan Sriwijaya FC pada laga final di Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan skor 2-0, Minggu (18/10).

Persib Bandung telah berhasil membawa pulang Uang 3 Milyar dan trofi Piala Presiden 2015 dan uniknya trofi ini dibuat dari kayu jati. Trofi itu dibuat seniman asal Gianyar, Bali, Ida Bagus Ketut Lasem yang berumur 73 tahun. Mulai dibuat pada 4 September 2015 dan selesai dibuat pada 16 Oktober 2015.

Bahan membuat trofi itu dari kayu Jati Bojonegoro dengan tinggi 60 sentimeter, lebar 25 sentimeter, dan berat 15 Kg. Pada trofi Piala Presiden juga ditempel emas, tetapi tidak disebutkan berapa gram. Emas itu berbentuk kotak dan didalamnya bertuliskan ‘PIALA PRESIDEN’.

Tidak hanya sekadar suvenir saja, trofi tersebut memiliki filosofi tersendiri. Bola di kepala trofi memiliki arti kebulatan tekad. Siapa yang semangat dan tidak menyakiti orang, dia akan menang. Kemudian pondasi trofi merupakan pahatan kecil terperinci seperti karang batu, simbar atau tumbuhan berakar rimpang dan penyu kumbang.

Trofi ini menunjukan bahwa Indonesia penuh dengan Mahakarya seni budayanya. Selain itu trofi ini merubah mindset kita bahhwa setiap trofi tidak selalu harus terbuat dari Perak, Tembaga ataupun emas. Ini menunjukan bahwa kita mencintai Seni dan Budaya sendiri. Keindonesiaan kita tercermin dari trofi ini, ketika trofi-trofi lain terbuat dari perak, tembaga ataupun emas.

Namun belakangan banyak pihak yang menghina mahakarya Karya seni luhur anak bangsa ini. Hanya karena bahan dasar pembuatan trofi dari kayu jati dan bukan dari emas. Kasihan negeri ini mempunyai warga yang tak menghargai seni budayanya. (*)
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Ayo Komen dan Diskusi