Saat kampanye Pemilu Presiden 2014 lalu, Jokowi menyampaikan janjinya untuk menetapkan satu hari sebagai Hari Santri Nasional. Namun, ketika itu, Jokowi mengusulkan tanggal 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional. Banyak dukungan maupun penolakan terhadap Janji Jokowi tersebut diantaranya Fahri Hamzah melalui akun Twitternya, yang menulis, "Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!"
Jokowi telah menatapkan 22 Oktober sebagai hari Santri Nasional dimana tanggal tersebut saat tahun 1945 merupakan tanggal dimana Kiai Hasyim Asy'ari mengumumkan fatwanya yang disebut sebagai Resolusi Jihad.
4. Naskah Resolusi Jihad Keputusan Musyawarah para Kiai tgl #harisantri22OKTOBER 1945 pic.twitter.com/MYIr3eMikE
— GP ANSOR JATIM (@ansor_jatim) 5 Oktober 2015
Resolusi Jihad yang lahir melalui musyawarah ratusan kiai dari berbagai daerah tersebut merespons agresi Belanda kedua. Resolusi itu memuat seruan bahwa setiap Muslim wajib memerangi penjajah. Para pejuang yang gugur dalam peperangan melawan penjajah pun dianggap mati syahid.
Sementara itu, mereka yang membela penjajah dianggap patut dihukum mati. Said juga menyampaikan bahwa dengan atau tanpa persetujuan pemerintah, PBNU akan tetap merayakan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. PBNU telah merencanakan sejumlah acara dalam rangka perayaan Hari Santri tersebut.
Tuips! Ingin tahu alasannya ada apa pd 22 Oktober 1945? Ini dia alasannya #AkuSantri mendukung #HariSantri22Oktober pic.twitter.com/477tubxVsP
— HariSantri_ID (@HariSantri_ID) 13 Oktober 2015
0 komentar:
Ayo Komen dan Diskusi