Pecel Lele Tipikor: Ketika Mimpi Rakyat Kecil Diseret ke Meja Hijau
SETIAP malam, di tikungan jalan kecil dekat stasiun itu, Pak Warno menggelar tenda birunya. Di atas meja lipat, ada cobek sambal yang aromanya bisa menghidupkan selera siapa pun yang lelah pulang kerja. Pecel lelenya gurih, sambalnya menyengat, dan nasinya hangat.
Tapi sejak Jumat lalu, ia tak lagi tenang saat membalik lele di atas wajan. Bukan karena minyak panas atau pengamen mabuk yang suka minta jatah makan. Tapi karena kabar dari Mahkamah Konstitusi: “Penjual pecel lele di trotoar bisa dijerat UU Tindak Pidana Korupsi.”
Pak Warno menatap wajan yang berasap. Lalu menatap anaknya yang duduk di dekat galon, mengerjakan PR dengan cahaya remang dari lampu tenda. Ia bertanya pelan, “Apa bapak sedang memperkaya diri secara melawan hukum, Nak?”
Anaknya tertawa. Ia tidak mengerti maksud bapaknya. Tapi Pak Warno tahu: negara bisa lebih serius mengejar sambal yang terlalu pedas daripada suap yang disembunyikan rapi dalam koper pejabat.
Hukum yang Menyesatkan Arah
Pernyataan itu datang dari seorang mantan Wakil Ketua KPK, Chandra Hamzah, dalam sidang uji materi Pasal 2 dan 3 UU Tipikor. Katanya, frasa “setiap orang” terlalu luas. Maka, jika ditafsirkan secara ketat, Pak Warno—yang mencari makan di trotoar—bisa dianggap koruptor.
Korupsi, katanya, bukan lagi soal jabatan dan penyalahgunaan kekuasaan, tapi soal siapa saja yang "melawan hukum" dan "menguntungkan diri sendiri."
Dan jualan di trotoar? Itu dianggap merusak fasilitas negara. Merugikan negara. Maka... korupsi.
Logika yang sejuk seperti kuah kolak basi.
Rakyat Kecil yang Jadi Tersangka
Pak Warno tak paham hukum. Ia hanya tahu bahwa harga beras naik, listrik makin mahal, dan sewa kontrakan sudah tiga bulan nunggak. Ia tak pernah punya jabatan. Tak pernah tandatangan proyek. Tak pernah makan dari anggaran fiktif.
Yang ia punya hanya satu cobek sambal, dan satu meja makan yang penuh cerita.
Tapi hukum kini begitu lihai menyamar. Ia bisa masuk ke tenda lele, menyita sendok dan cobek, lalu berkata: "Anda melawan hukum karena berdagang di tempat umum."
Ironisnya, ketika rakyat kecil dijerat karena mengais hidup di trotoar, para koruptor asli bersantai di hotel bintang lima, menyewa pengacara lima layar penuh, dan menyusun pembelaan dari “kurangnya niat jahat.”
Negara yang Tak Lagi Melindungi
Anak Pak Warno bermimpi jadi polisi. Tapi malam ini ia ragu, “Kalau bapak ditangkap, siapa yang kasih saya makan?”
Negara boleh punya ribuan pasal dan ratusan jaksa, tapi selama hukum tak berpihak pada nurani, ia hanyalah alat kekuasaan untuk membungkam yang lemah dan membiarkan yang kuat tertawa.
Karena dalam negara hukum yang penuh multitafsir, mimpi rakyat kecil pun bisa dijadikan barang bukti.
Selamat datang di era baru: Pecel Lele Tipikor.
Dimakan bikin kenyang. Dijual bisa bikin masuk penjara.
Salah tempat, salah tafsir, salah nasib.
***
Jika Anda pernah makan di tenda pecel lele dan merasa kenyang tanpa rasa bersalah, mungkin Anda masih punya hati nurani.
Bagikan tulisan ini. Untuk Pak Warno. Untuk semua warung tenda yang hanya ingin bertahan hidup.***
Kisah Nabi Ibrahim yang Ditegur Allah SWT karena Tak Mau Memberi Makan Orang Kafir
Niat baik rupanya bisa bernilai kurang baik di mata Allah SWT. Salah satu kisah Nabi Ibrahim As saat berbuat baik kepada kaum Majusi ini bisa jadi contoh.
Sedangkan kisah tentang teguran Allah kepada Nabi Ibrahim di atas ada dalam Kitab ar-Risalatul Qusyairiyah halaman 199.
Ceritanya, Nabi Ibrahim memang dikenal sebagai orang yang berdakwah dengan cara memberi makan secara cuma-cuma kepada orang lain.
Hanya saja, sebelum diberikan makan, Nabi Ibrahim selalu mematok syarat kepada orang yang diberikan kepada orang itu. Kebetulan, kasus itu terjadi kepada salah seorang kaum Majusi.
“Apakah kamu menyembah Allah?,” tanya Nabi Ibrahim kepada setiap orang yang ingin mengambil bantuan makanan darinya.
Kalau orang itu menjawab iya, maka makanan itu menjadi miliknya. Tapi kalau tidak, maka orang itu harus mengelus dada.
Naas, salah satu kaum kafir Majusi itu enggan menerima syarat Nabi Ibrahim dan memilih pergi tidak menerima makanan tersebut.
Setelah kejadian itu, Nabi Ibrahim ditegur oleh Allah SWT.
“Selama 50 tahun dia kafir, namun Aku tetap memberinya makan. Bagaimana kau (Ibrahim) bisa memberinya sesuap makanan, namun menuntunya macam-macam?,” tegur Allah SWT kepada Nabi Ibrahim.
Mendapat teguran, Nabi Ibrahim langsung mengejar kaum Majusi itu, lalu memberikan makanan yang sempat diminta. Kaum Majusi itu begitu kaget, mengapa tiba-tiba Nabi Ibrahim langsung berubah pikiran.
Nabi Ibrahim pun menjelaskan teguran Allah SWT kepadanya.
“Maaf. Tadi saya khilaf. Allah memberi tahuku untuk memberi makan siapapun tanpa pandang apapun yang disembah,” jelas Nabi Ibrahim.
Dan alhamdulillah, kaum majusi itu sekaligus diberi hidayah Allah SWT.
“Benar begitukah? Betapa baiknya Tuhanmu. Jika benar begitu. Beri tahu aku siapa Tuhanmu dan bagaimana cara untuk menyembahnya,” kata orang Majusi dengan rendah hati.
Kisah tentang kebiasaan Nabi Ibrahim menjamu tamu-tamunya terdapat dalam Alquran surat al-Dzariyat ayat 24-27.
Secara tidak langsung kisah ini memberi teladan kepada kita untuk berbuat baik kepada siapapun. Tanpa pandang agamanya atau bahkan perilakunya.
Hal ini membuktikan bahwa Allah tidak pandang bulu dalam memberikan rizki. Allah juga menegur Ibrahim walaupun ia kekasih-Nya. Karena bagaimanapun juga ada tindakan Nabi Ibrahim yang harus diluruskan meskipun itu bukan dosa.
Pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa dalam urusan sosial dan kemanusiaan sesama manusia, kita perlu bersikap adil. Kita tidak boleh tebang pilih berdasar agamanya maupun sukunya. Justru dengan sikap dan kebaikan itu, orang di luar Islam menjadi tertarik mengenal Islam dan menjadi perantara datangnya hidayah-Nya.
Hal kedua yang tak kalah penting adalah berani mengakui kesalahan diri sendiri walaupun itu memalukan. Tidak mudah mengakui kekurangan diri sendiri. Namun Nabi Ibrahim menanggalkan itu semua dan berkata sejujurnya. (*)
Wallahu a’lam.
Perjalanan menuju Lembah Tengkorak, Tempat Mistis namun Indah
Lokasinya yang cukup tersembunyi di tengah hutan membuat pengunjung harus menempuh perjalanan kaki selama 3 hingga 4 jam dengan jarak perjalanan 7 kilometer dari rumah warga yang menjadi tempat penitipan motor. Atau 1 sampai 2 jam jika menggunakan motorcross. Terdapat dua jalur yang bisa dipilih, yakni jalur kawasan Argo Wisata Kebun Kina, Palintang, Kabupaten Bandung atau jalur Kampung Pasir Kaliki, Sukasari, Kabupaten Sumedang.
Dalam Perjalanan menuju Lembah tengkorak pengunjung harus dalam keadaan sehat dan stamina yang baik. Pengunjung juga disarankan membawa persediaan minum dan makanan karena sepanjang perjalanan Anda tidak akan menemukan pedagang atau warung-warung kecil.
Dibalik sulitnya akses menuju Lembah tengkorak, perjalanan akan terasa menyenangkan karena pemandangan yang disuguhkan sangatlah menarik. Anda akan melihat jajaran kebun milik warga dan deretan pohon rimbun yang hijaunya menyegarkan mata.
Udara pun begitu sejuk sebab jauh dari pusat kota serta dataran tinggi. Sementara suasana yang ditawarkan sangat cocok dengan penggemar ketenangan atau orang-orang yang sudah lelah dengan keramaian kota.
Selain itu, panorama yang dapat dinikmati ketika sampai di Lembah Tengkorak juga luar biasa menakjubkan. Seluruh lelah yang Anda rasakan selama perjalanan dipastikan lenyap begitu melihat sebuah danau berair biru kehijauan yang dikelilingi oleh pohon.
Lembah Tengkorak jadi spot foto favorit bagi pecinta fotografi. Terlebih saat kabut tengah turun dan menyelimuti kawasan, kesan mistis akan terlihat jelas. Alhasil hasil foto yang dibidik menjadi sangat indah.
Berkunjung ke Lembah Tengkorak tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. Pengunjung hanya perlu membayar Rp10.000 pada pos masuk ke kawasan warga. Setelah menitipkan kendaraan di rumah warga, Anda tidak perlu mengeluarkan uang lagi. (*)
Medsos dan Penyakit Ain
Quotes Kopi Hitam
Buanglah kemarahanmu, duduk dan nikmati kopi kental yang panas
Harus ada dua cangkir kopi yang panas malam minggu ini. Cangkir pertama untuk ku dan yang kedua untuk mu
Adakah yang lebih setia dari kopi ? Menemani hati yang ditinggal pergi, bersama jejak kaki dalam sayupan lagu sepi
Kesedihan itu pilihan hati, santai, duduk dan nikmatilah kopi, simpanlah lukamu dibawah cangkirnya
Akhirnya Setnov Mundur, tapi #PapaMintaSaham belum selesai
Setya Novanto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019.
Pengunduran diri itu menyusul penanganan kasus dugaan pelanggaran kode etik Novanto yang dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
BREAKING NEWS: Setya Novanto Mundur sebagai Ketua DPR https://t.co/LIx1Si42WB
— Kompas.com (@kompascom) 16 Desember 2015
Dalam surat yang dilayangkan ke MKD, Rabu (16/12/2015) malam, Novanto menyatakan, keputusan mundur yang ia buat lantaran dirinya ingin menjaga harkat dan martabat dewan.Selain itu, ia ingin agar masyarakat tidak gaduh atas kasus yang sedang menimpanya. Novanto dilaporkan Sudirman lantaran diduga telah meminta sejumlah saham kepada PT Freeport Indonesia dengan mengatasnamakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Permintaan itu disampaikan saat pertemuan antara dirinya dengan pengusaha Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, pada 8 Juni 2015.
Nurul Arifin: Setya Novanto Mundur Supaya Tak Ada Kegaduhan Lagi https://t.co/uOloqOp3AA
— Kompas.com (@kompascom) 16 Desember 2015
Berikut isi lengkap surat pengunduran diri Novanto:Jakarta, 16 Desember 2015
Kepada Yth. Pimpinan DPR RI Di Jakarta
Perihal: Pernyataan Pengunduran Diri Sebagai Ketua DPR RI
Sehubungan dengan perkembangan penanganan dugaan pelanggaran etik yang sedang berlangsung di Mahkamah Kehormatan DPR RI, maka untuk menjaga harkat dan martabat, serta kehormatan lembaga DPR RI serta demi menciptakan ketenangan masyarakat, dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua DPR RI Periode Keanggotaan 2014-2019.
Demikian pernyataan pengunduran diri ini saya buat dengan tulus. Semoga bermanfaat bagi kepentingan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.
Hormat saya,
Setya Novanto
Nomor Anggota 300
Tembusan: Pimpinan Mahkamah Kehormatan DPR RI
30 Anggota Dewan Lintas Fraksi Menuntut Setya Novanto Mundur https://t.co/r6HWjBVxQo pic.twitter.com/4utK0mMCaN
— Media Indonesia (@MIdotcom) 16 Desember 2015
Proses Hukum Terus berlanjutSetya Novanto boleh saja mundur dari jabatan Ketua DPR. Tapi mundurnya Novanto tidak menghentikan pengusutan kasus di Kejagung atas dugaan pemufakatan jahat.
Setya Novanto Mundur, Proses Hukum Harus Jalan Terus https://t.co/zUZOwBiIiF #MentionSatu
— Mention Satu (@MentionSatu) 16 Desember 2015
Kendati Setya Novanto telah mengundurkan diri dari jabatan Ketua DPR. Namun, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengaku akan mempermudah pengusutan dugaan pemufakatan jahat yang kini masih diselidiki Kejaksaan Agung (Kejagung).Menurut Muhammad Prasetyo dengan pengunduran diri Novanto tidak terlalu berpengaruh pada proses penanganan. Prasetyo memastikan bahwa ada indikasi tindak pidana korupsi yang terjadi dalam pertemuan 'papa minta saham' yang dilakukan oleh Novanto tersebut.
Seperti diketahui, Kejagung memang tengah menyelidiki kasus yang dikenal dengan 'papa minta saham' tersebut. Di dalam pertemuan Novanto, Reza dan Maroef disinyalir adanya pemufakatan jahat yang bisa berujung pada tindak pidana korupsi. Pemufakatan jahat sendiri telah diatur dalam Pasal 15 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Saat ini penyelidik tengah merumuskan pelanggaran hukum apa yang terjadi dalam pertemuan tersebut sebelum akhirnya melakukan penyidikan dan menetapkan tersangka.
Polri pun siap untuk membantu Kejaksaan Agung dalam mengusut kasus ini.
"Ya tetap, kasus itu kan yang ditangani Kejaksaan Agung, tidak berhenti meski ada vonis tentang pelanggaran etik. Tetap vonis itu berjalan ujungnya ke pengadilan. Kalau Jaksa Agung butuh back up, kita back up apa kesulitannya," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di rumah dinas Wapres Jusuf Kalla, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (16/12/2015).
Badrodin mengatakan, Polri menghargai proses hukum terhadap Novanto yang sedang diusut oleh Kejagung. Polri akan membantu jika dibutuhkan oleh Kejagung.
"Kalau kita menangani kasus korupsinya kan sudah ditangani Jaksa Agung. Saya pikir enggak boleh kita berebut," ujarnya.
Polri juga akan membantu Kejagung jika kesulitan memanggil pengusaha minyak Reza Khalid yang saat ini masih berada di luar negeri. Polri akan bekerjasama dengan Interpol jika memang diperlukan.
"Kalau dia (Kejagung) kesulitan, dia (Reza Khalid) ada di luar negeri bisa saja kerja sama dengan Jaksa Agung di sana atau dengan Interpol. Enggak ada masalah," kata Badrodin.
[VIDEO] Netizen Tuntut Setya Novanto Mundur. https://t.co/mD5nabdO10
— KOMPAS TV (@KompasTV) 8 Desember
Setya Novanto Mundur, Ini yang Harus Ditempuh untuk Pilih Ketua DPR Baru https://t.co/xcwjJtIyFq
— Kompas.com (@kompascom) 16 Desember 2015
Terlalu,.. Anak ini Jalan Sendiri ke Kantor Polisi Setelah Dipukuli Bapak dan Ibu Tiri
Sedih dan geram ketika saya membaca berita www.detik.com yang berjudul "Bocah ini Jalan Sendiri ke Kantor Polisi Setelah Dipukuli Bapak dan Ibu Tiri". Anak kecil ini datang sendiri ke Kantor Polisi Sektor Semampir Surabaya dengan maksud melaporkan tindakan kekerasan oleh Bapak dan Ibu tirinya.
Anak kecil berinisial IL ini bertanya setelah sampai di Kantor Polisi Sektor Semampir. "Pak, apa benar ini kantor polisi," ujar Rozi menirukan pertanyaan IL. Rozi pun membenarkan untuk selanjutnya dia bertanya mengapa IL mencari kantor polisi. Rozi kaget saat IL mengatakan bahwa dia akan melapor karena sering dipukuli bapak dan mama nya.
"IL menunjukkan bekas luka lebam di betisnya. Dia kemudian saya ajak ke dalam untuk membuat laporan," kata Rozi. IL mengaku tinggal bersama bapak kandungnya, Agus Arifin, dan ibu tirinya, Masrifa, di Jalan Wonokusumo VI.
Kejadian pemukulan itu diaku IL dilakukan bapaknya pada Senin (7/12/2015) malam. Penyebabnya adalah IL ditemukan bapaknya berada di rumah ibu kandungnya, Masriyah, di kawasan Bulak Banteng pada malam harinya.
Saat ditemukan, Agus langsung memukul wajah anaknya, menjewer telinganya, dan memaksanya pulang. Setiba di rumah, bocah yang masih duduk di TK itu sempat dipukul dan disuruh berdiri dengan satu kaki cukup lama.
1 dari 3 perempuan (anak & dewasa) mengalami kekerasan semasa hidupnya :( #UReportFact #16days #orangetheworld pic.twitter.com/fJhcbX4otS
— U-Report Indonesia (@UReport_id) 1 Desember 2015
Pada Rabu (9/12/2015), bocah 7 tahun itu mulai mendapat pukulan dengan bambu dari Agus dan Masrifah. Kedua paha IL hingga ke bawah dipukul menggunakan bambu tanpa ampun. Lebam bekas pukulan bambu itu sangat jelas terlihat saat IL berada di Polsek Semampir.Pada tangannya juga terlihat bekas pukulan. Itu diaku IL karena ia berusaha menangkis pukulan bambu menggunakan tangan. IL mengaku jika gurunya belum mengetahui ia dipukul karena bapaknya melarangnya pergi sekolah.
Diduga Agus khawatir guru IL akan mengetahui tindakan kekerasan pada anaknya jika IL pergi ke sekolah dari bekas memar tersebut. IL sebenarnya ingin pulang ke rumah ibu kandungnya, tetapi ia takut akan dipukuli bapaknya lagi.
Akhirnya ia mendatangi Polsek Semampir yang jaraknya sekitar 2 km dari rumahnya. Ia keluar rumah saat bapaknya pergi bekerja. Agus sendiri bekerja sebagai penarik becak yang berangkat pagi dan pulang sore. Agus mempunyai 2 istri yakni ibu kandung IL yang dinikahinya secara sah dan ibu tiri IL yang dinikahinya secara siri.
Kanit Reskrim Polsek Semampir AKP Junaedi mengatakan bahwa dirinya sudah mendengarkan keterangan dari orang tua IL. Junaedi membenarkan adanya pemukulan tersebut. "Bapaknya memang mengaku telah memukul anaknya menggunakan bambu, tetapi ibu tirinya menyangkal. Bambu yang digunakan untuk memukul sudah kami sita," ujar Junaedi.
Sederet Cara Minimalisir Kasus Kekerasan Anak https://t.co/XLiv0P96sk pic.twitter.com/CP2rUeiFLd
— Okezone (@okezonenews) 1 Desember 2015
Dari pengakuan Agus kepada Junaedi, alasan utama Agus memukul IL adalah karena IL sudah terlalu nakal. IL dikenal sebagai anak yang hiperaktif. Setiap harinya, IL selalu 'menghilang' dari rumah, dan biasanya ditemukan entah itu di rumah ibu kandungnya di Jalan Wonokusumo VI ataupun di rumah neneknya yang ada di Jalan Kalianak yang jaraknya lebih jauh lagi.Sifat hiperaktif IL juga terjadi di sekolahnya. Guru IL sering 'kehilangan' ILyang entah hilang ke mana. Senin malam kemarin, kata Junaedi, adalah puncak kekesalan Agus. Agus mengaku menyuruh IL berdiri dengan satu kaki dan memukulnya menggunakan bambu setelah ia menjemputnya dari rumah ibu kandungnya. Junaedi mengatakan bahwa pukulan itu memang sangat menyakiti IL.
Hal itu bisa dilhat dari bekas lebam pukulan tersebut. "Kasus ini masih kami dalami. Untuk selanjutnya apakah anak ini ikut orang tuanya atau siapa, kami masih belum tentukan," tandas Junaedi.
#LintasINFO - 16 Hari untuk Hentikan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak https://t.co/PdtfCBB1Lw pic.twitter.com/FRzLfkqtaI
— 104.6 SindotrijayaFM (@SindotrijayaFM) 8 Desember 2015
Trauma pada anak akibat kekerasanKekerasan yang diterima anak, sekecil apa pun dalam bentuk apa pun, baik fisik, mental, seksual, hingga penelantaran, bisa menimbulkan luka yang membahayakannya secara fisik dan mental.
Kekerasan akan membentuk jiwa yang penuh perlawanan dan pemberontakan dari anak itu sendiri. Kekerasan pada anak memang akan menimbulkan luka psikologis yang berkepanjangan. Inilah trauma jangka panjang pada bayi korban kekerasan yang sedapat mungkin bisa dicegah
Agresif.
Sikap ini biasanya ditujukan anak kepada pelaku tindak kekerasan. Umumnya ditunjukkan saat anak merasa ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat orang yang dianggap bisa melindunginya itu ada di rumah, anak langsung memukul atau melakukan tindakan agresif terhadap si pengasuh.
Peringatan : Tidak semua sikap agresif anak muncul karena telah mengalami tindak kekerasan.
Murung atau depresi.
Kekerasan mampu membuat anak berubah drastis, seperti menjadi anak yang memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai dengan penurunan berat badan. Anak juga bisa menarik diri dari lingkungan yang menjadi sumber trauma. Ia menjadi anak pemurung, pendiam dan terlihat kurang ekspresif.
Duh! KDRT dan Kekerasan pada Anak Naik Tajam, Ini Sebabnya https://t.co/1xPxFGTEVU #BeritaBogor #Hukum&Kriminal pic.twitter.com/GnffaQcUTE
— Hei Bogor (@HeiBogor) 1 Desember 2015
Mudah menangis.Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidak aman dengan lingkungannya. Karena ia kehilangan figur yang bisa melindunginya. Kemungkinan besar, anak menjadi sulit percaya dengan orang lain.
Melakukan tindak kekerasan pada orang lain.
Semua anak dapat karena ia melihat bagaimana orang dewasa memperlakukannya dulu. Ia belajar dari pengalamnnya kemudian bereaksi sesuai yang ia pelajari. Secara kognitif anak bisa mengalami penurunan. Akibat dari penekanan kekerasan psikologisnya atau bila anak mengalami kekerasan fisik yang mengenai bagian kepala, hal ini malah bisa mengganggu fungsi otaknya.
Serentak sepi, pilkada serentak
Dulu pelaksanaan Pilkada dan Pemilu Legislatif dan Eksekutif selalu disambut masyarakat dengan kemeriahan pesta rakyat. Setiap orang berpeluang memenuhi pesanan untuk mencetak spanduk, kartu nama, poster hingga kaos para calon, baik calon anggota legislatif, bupati, walikota, gubernur dan presiden/wakil presiden, maupun untuk partai politik pendukung.
Saat itu uang yang beredar di masyarakat cukup besar. Tidak hanya perusahaan besar yang mendapat orderan cetakan, tetapi usaha kecil pun ikut mempunyai kesempatan. Para pemodal lokalpun ikutan menyumbangkan segala sesuatunya untuk kemenangan calon yang didukungnya. Belum lagi adanya kampanye akbar di lapangan terbuka, menjadi "makanan" bagi para pengusaha angkutan lokal, termasuk tukang ojek.
Tak hanya itu Warung nasi dan restoran pun bisa menjadi penyuplai nasi bungkus sehingga pendapatan mereka bertambah saat pelaksanaan pilkada. Namun sistem Pilkada serentak ternyata membuat sepi. Seluruh aktivitas kampanye Pilkada serempak kini dibiayai oleh Negara, yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sesuai tingkatannya. Dari mulai pemasangan alat peraga kampanye (APK), penyebaran bahan kampanye, iklan di media massa, dan debat publik antarkandidat.
Sepinya perhelatan pilkada serentak ini semakin membutkikan masyarakat tidak tertarik dengan pilkada serentak, mereka apatis, masa bodoh, karena mereka menganggap ikut berpartisipasi dalam pilkada, tidak ada gunanya. Kepala daerah yang terpilih-pun menurut mereka tidak akan membuat perubahan yang berarti terhadap kehidupan mereka.
Maka sangat bisa dimaklumi jika sebagian besar masyarakat apatis dengan pelaksanaan pesta demokrasi ini. Mereka menilai, pilkada serentak yang tujuannya untuk menghemat anggaran dalam penyelenggaraan pesta demokrasi ini, mulai terlihat tidak menarik dan tidak efektif.
Publik tidak melihat lewat pilkada serentak akan terpilih pemimpin-pemimpin yang mampu mengangkat kesejahteraan mereka. Calon-calon yang maju pada pilkada ini hanya untuk pencitraan dan kepentingan partai pengusung.
Alasan-alasan Pilkada Serentak 9 Desember ini terasa lebih sepi https://t.co/CWI2O2yWt2 pic.twitter.com/qr5haq9OEA
— suugaar (@suugaar91) 8 Desember 2015
Dari pengalaman beberapa pilkada selama ini mereka yang terpilih atau terpilih kembali tidak memiliki prestasi dalam mengembangkan dan melakukan perubahan untuk masyarakat dan daerahnya. Tetap saja rakyat miskin semakin miskin, yang kaya semakin kaya.Prestasi kepala daerah selama ini masih sebatas pencitraan dan membuat kebijakan tidak populer, seperti membuat taman, blusukan, menertibkan PKL, menggusur rumah warga. Mereka belum berhasil membuat program pengentasan kemiskinan dan memperbanyak lapangan kerja bagi warganya.
Sekali lagi, kurang "gregetnya" pilkada serentak ini perlu dievaluasi. Masyarakat sudah apatis. Rasa apatis masyarakat bisa dihilangkan jika seorang kepala daerah itu berprestasi, misal meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya, mengurangi angka pengangguran, meningkatkan pertumbuhan investasi, pertumbuhan industri di daerah yang dia pimpin.
Dengan demikian daya beli masyarakat dan kesejahteraan rakyatnya semakin meningkat. Dengan aturan pilkada serentak, pelaksana pilkada terlihat hanya sibuk sendiri. KPU bertanggungjawab dari mulai pemasangan alat peraga kampanye (APK), penyebaran bahan kampanye, iklan di media massa, dan debat publik antarkandidat.Sepertinya mereka sibuk urus pasangan calon yang telah ditetapkan oleh mereka sendiri. Padahal yang paling penting adalah bagaimana KPU bisa memaksimalkan partisipasi publik dalam pelaksanaan pilkada.
#newspertamalampung Ini Alasan Pilkada Serentak Sepi Peminat: Jadi, dari kalangan yang… https://t.co/hrdmV7XQg8
— Tribun Lampung (@tribunl4mpung) 5 Desember 2015
Sisi kreatifitas warga terpasung akibat hampir seluruh rangkaian proses kampanye dibiaya oleh negara. tidak ada partisipasi aktif warga pada pelaksanaan pilkada. Aturan Pilkada serentak yang bermaksud untuk meminimalisir anggaran dana ini ternyata tidak tercapai malah cukup menghabiskan anggaran negara.Serentak sepi, meski pilkada serentak ini menandakan bahwa partisipasi publik sangat kurang. Dengan kondisi ini, pasangan calon incumbent tentunya akan sangat diuntungkan karena masih menggunakan infrastruktur dan kebijakannya dalam kampanye Pilkadanya.
Namun pada akhirnya Kita dan seluruh rakyat tetap berharap pilkada serentak mampu memunculkan pemimpin yang memiliki integritas, bertanggung jawab, bukan semata-mata mencari kekuasaan. Itulah sebabnya harapan kita pula agar pergantian kepemimpinan daerah melalui Pilkada tidak hanya sekadar seremonial yang mengedepankan prosedur secara serentak.
Disisi lain publik mengarapkan agar kandidat kepala daerah harus berani mengeluarkan ide dalam menyukseskan program pembangunan di suatu daerah. Dengan ide-idenya itu ketika dia terpilih menjadi kepada daerah bisa melaksanakan semua idenya itu untuk merubah daerah dan masyarakat yang dipimpin.
Perludem Nilai Pilkada Serentak 2015 Sepi: Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang tinggal menghitung ... https://t.co/7RSTpxoQ9O
— Macan Negara (@macanegara) 5 Desember 2015
Tentu untuk mendapatkan kepala daerah berkualitas, berintegritas, jujur, peran masyarakat sangat penting. Masyarakat harus benar-benar menilai dan mengetahui track record (rekam jejak) seorang calon kepala daerah. Ingat, publik jangan salah pilih, pilihlah yang pro rakyat. Bila tidak, rakyat yang dirugikan, karena sang pemimpin kita itu hanya sibuk mengurus dirinya, keluarganya, dan partai politik yang mengusungnya.Akhirnya, kami menghimbau kepada para pemilih di 8 daerah di Jawa Barat, yakni Indramayu, Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Karawang, Sukabumi, dan Depok.Pergunakan hak anda untuk pemimpin yang terbaik. Cerdas memilih pandai memilah.